Batam, www.media.kominfo.co.id | ORANG Batak terkenal terbuka, spontan dan ekspresif. Namun dalam kesusasteraannya (Batak Toba), dikenal "umpama", yakni peribahasa atau pepatah. Bentuknya berupa kiasan (alegori/analogi) yang menjadi perlambang suatu makna.
Seperti namanya, "umpama", kalimat ini berisi perumpamaan atau penghalusan yang bisa digunakan seseorang untuk memberi semangat dan nasihat, bahkan juga sindiran akan sebuah sifat untuk dijauhi.
Contoh umpama yang memberi nasihat. Kalau diartikan secara bebas kira-kira begini:
Kalau air dihilir kotor, periksalah ke hulu Maknanya: Bila ingin menyelesaikan suatu permasalahan, carilah dahulu apa penyebabnya.
Tidak ada burung pipit yang tidak pemakan padi. Maknanya: Tidak ada seorang pun yang akan melewatkan kesempatan besar di depannya.
Adapun contoh umpama yang memberi peringatan. Terjemahan bebasnya begini:
Orang yang membolak-balikkan tanah upahnya dedak, orang yang membolak-balikkan kata upahnya daging.
Maksudnya: orang yang bekerja keras malah sering dapat upah tidak bernilai, sementara yang pandai membolak-balikkan kata (dalam arti negatif) malah dapat upah besar.
Ini adalah nasihat agar kita berlaku adil. Jangan sampai ada orang yang betul-betul bekerja keras tak dihargai dengan layak. Sementara yang hanya pandai bermain kata indah, sanjung puji menyenangkan, malah diapresiasi berlebihan. Padahal kerja juga tidak.
Bagaimana menurut Anda? (Nursalim Turatea) www.media.kominfo.co.id
Social Header